, ,

Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on print

Oleh : Rola Darmansyah, SKM & Khusnul Khotimah SKM

Apa Itu Nyamuk Aedes Aegypti Berwolbachia?

Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia pada dasarnya adalah nyamuk Aedes Aegypty pembawa virus demam berdarah dengue yang di dalamnya dimasukkan bakteri Wolbachia. Bakteri ini akan melemahkan virus dengue yang bersemayam dalam tubuh nyamuk dan menurunkan infektivitasnya. Dengan cara ini, kasus demam berdarah akan menurun.

Wolbachia adalah bakteri alami yang ditemukan pada beberapa serangga yang dianggap aman bagi manusia dan lingkungan. Kemampuannya menghambat reproduksi virus dengue dalam tubuh nyamuk membuatnya efektif dalam mencegah penyebaran penyakit seperti dengue, zika, demam kuning, dan chikungunya.

Bagaimana Cara Kerja Wolbachia?

Bakteri wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, membuka potensi baru dalam pengendalian demam berdarah. Dengan mekanisme kawin silang, di mana nyamuk jantan ber-Wolbachia dapat memblok virus dengue pada nyamuk betina, dan sebaliknya, menghasilkan telur yang mengandung Wolbachia, penyebaran bakteri ini membawa implikasi positif dalam menekan penularan penyakit.

Pada uji coba sebelumnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022, lokasi yang telah diinokulasi Wolbachia mencapai penurunan kasus demam berdarah hingga 77 persen, dengan pengurangan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen.

Penerapan teknologi Wolbachia di Indonesia menggunakan metode “penggantian,” di mana nyamuk jantan dan betina ber-Wolbachia dilepaskan ke populasi alami. Pendekatan ini memastikan bahwa keturunan nyamuk setempat juga mengandung Wolbachia, menciptakan efek perlindungan yang berkelanjutan.

Apakah Wolbachia Aman Bagi Manusia?

Wolbachia aman bagi manusia, wolbachia pada serangga tidak diketahui dapat menginfeksi manusia. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa sukarelawan manusia yang terpapar gigitan periodik nyamuk Aedes aegypti yang membawa Wolbachia tidak menunjukkan respons kekebalan terhadap Wolbachia. Selain itu, manusia secara rutin sudah terpapar oleh nyamuk, seperti Aedes albopictus dan Culex quinquefasciatus, yang secara alami membawa Wolbachia. Meskipun demikian, tidak ada laporan mengenai manusia yang terinfeksi oleh Wolbachia pada serangga.

Apa Dampak Positif Dari Penerapan Teknologi Ini?

Pada tahun 2022, uji coba teknologi Wolbachia di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul menunjukkan penurunan kasus demam berdarah hingga 77%, dengan pengurangan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86%. Dampak positifnya terhadap pengurangan penyakit demam berdarah dan kebutuhan rawat inap memiliki implikasi signifikan pada penghematan biaya dalam upaya pengendalian dengue di negara yang mengadopsinya.

Teknologi Wolbachia akan sangat menghemat biaya pada daerah urban dengan populasi tinggi. Jika teknologi Wolbachia diterapkan di 7 kota di Indonesia, bisa mencegah 1 juta kasus dan menyelamatkan 500 nyawa penduduk setiap tahunnya. Ini sudah menghemat 2-3 kali investasi selama 10 tahun dari biaya pengobatan dan biaya produktivitas yang hilang karena dengue.

WMP bersama mitra telah sukses mengimplementasikan teknologi Wolbachia selama 10 tahun terakhir, dengan pelepasan skala besar di Indonesia, Brazil, dan Colombia. Metode ini telah terbukti memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat. Wolbachia ini juga merupakan metode yang berkesinambungan, resilient, dan cost effective, sehingga metode ini bisa dipertimbangkan menjadi salah satu infrastruktur kesehatan publik di masa depan

Sumber :

Arifah Budi Nuryati, SKM. 2023. Mengenal Nyamuk Wolbachia: Mitra Tersembunyi dalam Pengendalian Penyakit. rsprespira.jogjaprov.go.id.

Iqbal Mochtar. 2023. Memahami Nyamuk ”Wolbachia”.www.kompas.id/

kemkes.go.id. 2023. Teknologi Wolbachia dalam Pengendalian Demam Berdarah di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI