Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional, Jaga Kesehatan Tubuh dengan Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on print

Oleh : drg. Alya Pranisya W.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 juga menunjukkan bahwa baru 2,8 persen responden berusia di atas tiga tahun yang sudah menyikat gigi secara benar, yakni minimal dua kali sehari, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur. Persentase di beberapa provinsi, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bahkan kurang dari jumlah tersebut.

Hal ini, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S. Kp., M. Kes., menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara menyikat gigi yang benar dan belum menjadikannya sebagai kebiasaan. Kebanyakan orang tua masih menganggap remeh kesehatan gigi dan mulut dan beranggapan anak dengan gigi sulung (gigi susu) yang bermasalah, tidak membutuhkan perawatan karena akan segera digantikan oleh gigi permanen (gigi dewasa). Padahal masalah gigi dan mulut pada anak dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Gigi berguna untuk mengucapkan  kata-kata dengan jelas saat berbicara, penampilan/tersenyum, gigi seri untuk memotong, gigi taring untuk mencabik/menyobek, gigi geraham untuk menghaluskan makanan.

Setiap orang akan mempunyai 1  set gigi susu (sejumlah 20 buah), dan akan digantikan dengan 1  set gigi tetap (sejumlah 32 buah), yang merupakan gigi terakhir yang akan digunakan seumur hidup.

Gigi sulung (gigi susu) pertama tumbuh pada usia 6-7 bulan (gigi seri). Gigi susu terakhir akan tumbuh pada usia 2 tahun dan diganti dengan gigi tetap pada periode usia 6-12 tahun.

Gigi susu berguna untuk menuntun tumbuhnya gigi tetap, sebelum gigi susu tersebut tanggal sesuai dengan waktunya. Bila gigi susu tanggal sebelum waktunya, gigi tetap akan tumbuh, namun tidak pada tempatnya dan menyebabkan  letak  gigi  tidak beraturan/menumpuk dengan gigi lainnya. Oleh sebab itu gigi susu juga harus dijaga supaya tidak berlubang.

Pertumbuhan gigi sulung merupakan proses penting dalam pertumbuhan anak. Apabila anak mengalami masalah pada rongga mulut, maka anak akan sulit mencerna makanan. Oleh karena itu, pertumbuhan anak pun akan mengalami gangguan. Selain sebagai fungsi pengunyahan, gigi geligi juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap fungsi bicara. Kemampuan fonetik atau pelafalan pada anak membutuhkan bantuan dari gigi sulung.

Gigi susu pun berperan besar dalam fungsi estetika. Saat anak sudah mulai sadar dan memperhatikan penampilan, apabila terdapat kerusakan pada gigi akan mempengaruhi rasa percaya diri anak, sehingga enggan untuk membuka mulut saat berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

Gigi permanen (gigi tetap) yang pertama kali tumbuh adalah gigi geraham pada usia 6 tahun. Gigi  tetap terakhir tumbuh pada usia sekitar 18 tahun. Gigi geraham  tetap yang pertama kali tumbuh tidak menggantikan gigi susu, tumbuhnya tepat dibelakang gigi  geraham susu. Bila gigi tetap rusak, tidak akan ada lagi yang menggantikannya.

Gusi adalah jaringan lunak berwarna  merah muda atau kecoklat-coklatan. Gusi yang sehat melekat erat sekitar mahkota gigi. Pinggiran dari gusi yang sehat terlihat tipis ( tidak menggelembung) dan mengkilap. Fungsi gusi adalah melindungi dan  mengelilingi akar gigi supaya tetap pada tempatnya.

Bibir

Bibir atau tepi mulut terdiri dari bagian atas dan bawah, dengan bagian sudutnya disebut tepi mulut. Fungsi dari bibir :

  1. menjaga jangan sampai makanan dan minutan  tercecer keluar mulut
  2. merasakan panas dinginnya makanan dan minuman
  3. membantu berbicara dengan jelas

Lidah

Lidah mempunyai tonjolan – tonjolan kecil yang berfungsi sebagai merupakan  alat pengecap  dan perasa. Lidah membantu proses menelan makanan yang dimakan serta membantu berbicara. Selain  itu, lidah juga dapat  menunjukkan  keadaan  kesehatan,  misalnya  pada penyakit typhus, lidah tampak bercak putih.

Tip Menyikat Gigi yang Benar

  1. Pilih sikat gigi yang sesuai. Disarankan untuk menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan kepala sikat yang cukup kecil untuk mencapai semua area di dalam mulut dengan mudah.
  2. Disarankan untuk menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride karena berfungsi untuk membantu melindungi gigi dari kerusakan dan memperkuat email.
  3. Gosok gigi dengan gerakan melingkar, yakni dengan meletakkan sikat gigi pada sudut 45 derajat terhadap garis gusi. Gunakan gerakan kecil melingkar untuk menyikat gigi secara perlahan-lahan. Pastikan untuk menyikat semua permukaan gigi, termasuk bagian belakang gigi dan area di sekitar gusi.
  4. Sikat dengan menggunakan tekanan yang cukup agar membersihkan gigi tanpa merasa sakit atau merusak gusi. Tekanan berlebih dapat menyebabkan kerusakan pada email dan iritasi gusi.
  5. Sikat dengan perlahan. Jangan terlalu cepat.
  6. Luangkan waktu yang cukup untuk membersihkan setiap gigi dengan seksama.
  7. Disarankan untuk menyikat gigi selama minimal dua menit setiap kali.
  8. Jangan lupa menyikat lidah dan gusi dengan lembut untuk menghilangkan bakteri dan membantu menjaga napas tetap segar.
  9. Setelah menyikat gigi, bilas mulut dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa pasta gigi dan plak yang terlepas dari gigi.

Sumber :

  1. https://www.sehatq.com/penyakit/maloklusi
  2. Pedoman Pelatihan Dokter Kecil Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011

Materi Kesehatan Gigi dan Mulut