Fogging atau yang lebih dikenal dengan pengasapan sudah dikenal masyarakat sebagai upaya untuk mengatasi penyakit demam berdarah. Padahal, upaya tersebut bukan solusi yang efektif. Hal ini disebabkan karena cara kerja fogging adalah membunuh nyamuk dewasa, bukan mematikan jentik nyamuk.
Pengelola program surveilans UPTD Puskesmas Babakan Sari, Rola Darmansyah S.KM mengatakan bahwa fogging hanya direkomendasikan untuk memutus mata rantai penularan ketika terjadi kejadian luar biasa (KLB). Hal ini karena efek samping dari fogging itu sendiri yang berpotensi menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Pencegahan DBD yang lebih efektif adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.
Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan penyakit demam berdarah yang terdiri dari :
1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
3) Menggunakan kelambu saat tidur
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Selain 3M Plus, UPTD Puskesmas Babakan Sari melaksanakan Program G1R1J (Gerakan 1 rumah 1 jumantik) yang sudah dilakukan sejak tahun 2018. Pelaksanaan program ini dibantu oleh kader jumantik (juru pemantau jentik) di masing-masing RW. Kegiatan G1R1J antara lain pengamatan jentik di masing-masing rumah agar lingkungan bebas dari jentik nyamuk.
Oleh : Zuhrida Aulia, S.KM. dan Rola Darmansyah, S.KM.
Sumber :