Oleh : Ricka Afrida Dewi, S.Kep.Ners
Anxiety disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan rasa cemas dan takut berlebih. Hal tersebut membuat Anda menjadi tidak semangat untuk melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk hobi yang biasa digemari.
Lebih lanjut, rasa cemas ini akan berlangsung intens dalam jangka waktu yang panjang. Seringkali dengan ketakutan ini membuat penderitanya cepat lemas secara fisik.
WHO menyatakan jika terdapat 301 juta orang memiliki gangguan mental ini di dunia, dimana 58 juta penderita anxiety disorder adalah anak-anak dan remaja. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, gangguan kecemasan berada di peringkat 2 dari 10 penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia dari tahun 1990-an sampai 2017.
Gejala awal anxiety disorder yang dirasakan penderitanya adalah perasaan gugup hingga jantung berdegup kencang. Kemudian, tubuh dan pikiran Anda sulit untuk mengendalikan emosi saat menghadapi suatu objek. Ketakutan dan kekhawatiran itu bisa membuat Anda untuk memiliki serangan panik (panic attack).
Berikut adalah gejala umum dari anxiety disorder:
- Kecemasan yang sulit dikontrol.
- Gelisah dan panik.
- Kelelahan, akan tetapi sulit tidur.
- Sulit berkonsentrasi.
- Mudah marah dan terpancing emosi.
- Rasa sakit dan nyeri pada tubuh.
- Otot tegang, mual, mulut kering.
- Tangan dan kaki kesemutan serta berkeringat.
- Memikirkan dan melakukan perenungan tiada henti.
Penyebab anxiety disorder
Gangguan mental yang berdampak pada kekhawatiran berlebih ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti berikut:
- Genetik yang diturunkan dari keluarga.
- Hormon yang terlepas dalam otak, sehingga meningkatkan denyut nadi dan pernapasan.
- Lingkungan yang memicu stres dan membuat ketakutan, seperti lokasi dimana terjadi pelecehan, kekerasan, kematian.
- Penyalahgunaan obat-obatan.
- Mengkonsumsi kafein yang berdampak pada kerja jantung.
- Kondisi medis yang tidak stabil, seperti pada organ jantung, paru-paru, tiroid.
Para peneliti menyimpulkan jika penyebab gangguan kecemasan berasal dari otak yang membentuk respon rasa takut melalui ingatan dan memori dari objek yang pernah dirasakan.
Pasien anxiety disorder bisa sembuh dengan pengobatan yang rutin dan konsisten. Untuk itu, terdapat tiga macam pengobatan untuk penyembuhan gangguan kecemasan ini:
1. Psikoterapi
Psikoterapi adalah langkah penyembuhan berupa konseling rutin ke psikolog atau psikiater, agar pasien dapat mengelola emosinya dalam kehidupan sehari-hari dari kecemasan berlebih.
Pengobatan ini terdiri dari cognitive behavioral therapy (CBT) dan exposure therapy.
a. Cognitive behavioral therapy (CBT), yaitu terapi untuk pasien gangguan kecemasan agar mereka dapat mengenal dan mengendalikan pola pikir serta perilaku yang mengarah pada ketakutan berlebih.
b. Exposure therapy, yaitu terapi berupa aktivitas dan kegiatan tertentu yang disesuaikan dengan ketakutan pasien, agar penderita gangguan kecemasan mampu beradaptasi di sebuah lingkungan tanpa rasa khawatir. Model terapi ini cocok untuk gangguan lebih lanjut seperti fobia dan post-traumatic stress disorder (PTSD).
2. Terapi pendukung
Pengobatan alternatif ini berfungsi untuk mengelola stres dan mengobati kecemasan. Aktivitas pendukungnya adalah yoga, meditasi, hingga membuat strategi untuk hidup secara mindfulness.
3. Pengobatan medis
Obat-obatan yang direkomendasikan oleh dokter spesialis jiwa bukan terfokus untuk penyembuhan anxiety disorder, tetapi untuk memperbaiki gejalanya. Obat-obatan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut benzodiazepine, anti depresan, dan beta blocker. Beta blocker berfungsi untuk meredakan debar jantung berlebih yang menyebabkan gangguan pada kondisi fisik seseorang. Namun, penggunaan obat-obatan dalam anxiety disorder harus sesuai resep dokter.